Di balik citra Purbaya Yudhi Sadewa sebagai teknokrat ulung yang kini memegang kendali kas negara, tersimpan sebuah mozaik keluarga yang penuh warna, dinamis, dan jauh dari sorotan formalitas Istana. Kehidupan pribadinya, yang berjalan seiring dengan tanggung jawabnya sebagai Menteri Keuangan pengganti Sri Mulyani, kini menjadi sorotan. Publik menemukan kisah menarik tentang kesederhanaan, kontroversi, dan nilai-nilai keluarga yang mengakar kuat, memberikan pandangan utuh tentang sosok di balik kebijakan ekonomi makro Indonesia.
Akar Keluarga Sadewa: Warisan Intelektual dan Profesionalisme
Untuk memahami karakter Purbaya, kita harus menengok pada fondasi keluarganya. Ia lahir dari pasangan intelektual yang mendedikasikan hidup pada profesi yang sama:
- Ayah: drh. J. Soegiri, seorang dokter hewan yang dihormati.
- Ibu: Prof. Dr. drh. Nawangsari Soegiri (Alm.), seorang dokter hewan sekaligus guru besar.
Tumbuh dalam lingkungan di mana disiplin akademik dan dedikasi profesional menjadi napas sehari-hari, Purbaya mewarisi etos kerja yang kuat. Pendidikan menjadi pilar utama dalam keluarganya, sebuah nilai yang membentuknya menjadi sosok yang tekun dan sistematis, dari bangku sekolah di SMA Regina Pacis Bogor hingga meraih gelar PhD di Amerika Serikat.
Mengenai spekulasi yang sempat beredar di media sosial yang mengaitkannya dengan dinasti Djojohadikusumo, tidak ada bukti faktual yang mendukung klaim tersebut. Silsilah Purbaya berakar kuat pada tradisi akademisi, bukan dinasti politik.
Ida Yulidina: Dari Panggung Wajah Femina ke Penjaga Kesederhanaan Keluarga
Pendamping hidup Purbaya, Ida Yulidina, bukanlah sosok biasa. Jauh sebelum menjadi istri seorang menteri, Ida adalah bintang di dunia modeling. Pada tahun 1989, ia berhasil menyabet gelar juara pertama Wajah Femina, sebuah kompetisi prestisius yang melahirkan banyak model papan atas Indonesia.
Kemenangannya membuka gerbang karier yang cemerlang. Wajahnya yang menawan menghiasi berbagai sampul majalah, menjadikannya salah satu ikon mode di era akhir 80-an. Namun, gemerlap dunia hiburan tidak menahannya lama. Ida membuat keputusan sadar untuk menepi, memilih fokus membangun keluarga bersama Purbaya.
Transformasinya dari seorang model ternama menjadi ibu rumah tangga yang “membumi” adalah inti dari filosofi keluarga ini. Ia menjadi jangkar yang menjaga Purbaya dan anak-anaknya tetap berpijak pada nilai kesederhanaan, bahkan ketika mereka berada di puncak kekuasaan.
Dua Putra, Dua Jalan: Potret Kontras Generasi Penerus
Pasangan Purbaya dan Ida dikaruniai dua putra dengan karakter dan jalan hidup yang sangat berbeda, mencerminkan dinamika unik dalam keluarga mereka:
- Yuda Purboyo Sunu (Si Sulung yang Tenang) Yuda adalah cerminan sang ayah dalam versi yang lebih muda dan pendiam. Jarang tersorot media, ia memilih jalan yang mirip dengan latar belakang pendidikan ayahnya: dunia teknik. Minatnya pada bidang engineering menunjukkan bahwa warisan intelektual keluarga Sadewa terus berlanjut. Yuda merepresentasikan sisi keluarga yang stabil, fokus, dan jauh dari hiruk pikuk publik.
- Yudo Achilles Sadewa (Si Bungsu yang Fenomenal) Lahir pada tahun 2006, Yudo adalah antitesis dari kakaknya. Lulusan SMA Al-Izhar Pondok Labu ini justru meroket namanya karena keberanian dan kontroversinya. Sejak SMP, ia terjun ke dunia trading cryptocurrency secara otodidak dan berhasil meraup keuntungan miliaran rupiah. Sang ayah bahkan menjulukinya “si bocah trader”. Namun, popularitasnya diwarnai oleh insiden yang mengguncang media sosial.
Drama di Era Digital: Saat Putra Bungsu “Melengserkan” Menteri di Instagram
Kontroversi meledak ketika Yudo mengunggah Instagram Story yang secara gamblang menyebut ayahnya telah “melengserkan agen CIA Amerika yang menyamar jadi menteri”, sebuah tudingan yang jelas merujuk pada Sri Mulyani. Unggahan tersebut viral dalam sekejap, memicu perdebatan sengit di ruang publik.
Respons Purbaya atas insiden ini menunjukkan kedewasaannya sebagai seorang ayah dan pejabat publik. Ia tidak defensif, melainkan memberikan klarifikasi yang menenangkan. “Dia nggak ngerti, masih kecil… Jadi anak kecil, nggak ngerti apa-apa, itu aja,” ujar Purbaya.
Insiden ini menjadi pelajaran pahit tentang literasi digital. Akun Instagram Yudo kemudian menghilang dari peredaran, sebuah langkah korektif untuk meredam situasi. Kejadian ini menyoroti betapa rentannya keluarga pejabat di era di mana jejak digital bisa menjadi bumerang.
Filosofi Bajaj dan Pecel Lele di Tengah Kekayaan Rp39,2 Miliar
Salah satu hal yang paling mencuri perhatian publik adalah gaya hidup keluarga Purbaya yang kontras dengan status dan kekayaannya yang dilaporkan mencapai Rp39,2 miliar. Mereka tidak ragu menggunakan transportasi umum seperti bajaj atau menikmati kuliner pinggir jalan.
Ida Yulidina, sebagai istri Menteri Keuangan, sering tampil dengan gaya sederhana. Tas Joy Gryson Tribeca seharga Rp3,7 juta yang ia kenakan saat di Pekan Raya Jakarta 2024, meski bukan barang murah, dianggap relatif bersahaja untuk standar elite Jakarta. Kesederhanaan ini bukan kepura-puraan, melainkan pilihan hidup yang konsisten, membuat publik merasa mereka adalah “pasangan yang membumi”.
Bahkan di dalam rumah, Ida menjadi “pengingat” bagi Purbaya. Ketika sang suami dengan percaya diri menargetkan pertumbuhan ekonomi 6-7%, Ida dengan lugas menyebutnya “sombong”. Dinamika ini menunjukkan hubungan yang sehat, di mana ada penyeimbang yang menjaga agar kekuasaan tidak membuat lupa daratan.
Warisan Sejati Keluarga Sadewa
Perjalanan keluarga Purbaya Yudhi Sadewa adalah cerminan Indonesia modern: sebuah perpaduan antara tradisi intelektual, dinamika digital, tantangan popularitas, dan kekuatan nilai-nilai fundamental. Warisan yang mereka bangun bukan sekadar jabatan atau kekayaan, melainkan sebuah contoh bahwa di puncak kekuasaan sekalipun, kesederhanaan, integritas, dan kehangatan keluarga adalah harta yang paling berharga.
Untuk mendalami perjalanan karier dan kebijakan ekonomi yang diusung oleh Purbaya Yudhi Sadewa, Anda dapat membaca artikel kami mengenai Biografi Lengkap Purbaya Yudhi Sadewa: Dari Teknokrat Hingga Menteri Keuangan RI.
