Engkau tiba tanpa peta dan alpa akan segala darah
Aku pernah mulai pertanyaan dalam biduk bintang paling senyap
Dan engkau selalu anjurkan aku mabuk dulu baru tersadar
Carilah malam di sebelah dada
Sedang keluhan sang kekasih hanya penyakit ter ulang
Parasmu maka luka
Dan engkau marah bukanlah kesepian
Soal murung
Carilah matra.
Doa misalnya
Pada perpisahan pula
Engkau lantunkan
Bagai malam duduk dan terisak dengan mainan seorang bocah.
*M. Mujaddedi Hiddayatullah