Kisah Pengkhianat Mataram, Makamnya Diinjak-injak Orang Setiap Hari (Kisah Nyata Sejarah Jawa yang Menggetarkan Hati)

Kisah pengkhianat Mataram

Di balik kejayaan Kerajaan Mataram Islam, tersimpan kisah kelam yang menorehkan luka sejarah mendalam. Tumenggung Endranata, seorang bangsawan sekaligus pejabat tinggi kerajaan, menjadi simbol pengkhianatan yang hingga kini masih dikenang.
Namanya abadi bukan karena jasa, melainkan karena pengkhianatannya terhadap Sultan Agung — sang raja besar Mataram yang berambisi menyatukan Nusantara dan menggulingkan kekuasaan VOC di Batavia.


Latar Belakang Kejayaan Mataram Islam dan Visi Sultan Agung

Sultan Agung dan Misi Besar Mataram

Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah raja besar Mataram Islam pada abad ke-17. Ia terkenal karena visi politik dan militernya yang kuat: menyatukan tanah Jawa di bawah satu kekuasaan, serta mengusir penjajahan Belanda dari Batavia.

Era Keemasan dan Tantangan Politik

Di masa ini, Mataram berhasil menaklukkan berbagai kadipaten penting seperti Demak, , dan Tuban. Namun di tengah kejayaan itu, muncul intrik dan ambisi pribadi di kalangan bangsawan yang mengancam stabilitas kerajaan.


Siapa Tumenggung Endranata? Dari Pejabat Setia Menjadi Pengkhianat

Asal-Usul dan Karier

Nama asli Tumenggung Endranata adalah Ngabehi Mertajaya, putra Tumenggung Wiraguna. Ia dikenal sebagai ajudan dan kepercayaan Sultan Agung. Dalam banyak ekspedisi militer, Endranata menunjukkan kepiawaiannya sebagai panglima yang tangguh.

Ambisi Pribadi yang Menyesatkan

Namun, di balik loyalitas semu itu tersimpan ambisi besar. Ia menginginkan kekuasaan dan kekayaan pribadi, hingga akhirnya mengkhianati rajanya sendiri demi imbalan dari VOC.


Pengkhianatan yang Mengubah Arah Sejarah

Membocorkan Strategi Rahasia ke VOC

Saat Sultan Agung merencanakan penyerbuan kedua ke Batavia, ia menyiapkan strategi logistik dengan menyimpan lumbung-lumbung pangan di sepanjang jalur pasukan Mataram.
Namun, rahasia itu bocor ke tangan VOC melalui Endranata. Akibatnya, Belanda membakar semua lumbung sebelum pasukan tiba. Tentara Mataram kehabisan perbekalan dan harus mundur dengan kekalahan telak.

Fitnah yang Memicu Perang Saudara

Endranata juga memfitnah Adipati Pragola II dari Pati, ipar Sultan Agung, seolah merencanakan pemberontakan. Fitnah ini menimbulkan perang saudara besar yang menguras kekuatan Mataram.
Inilah dua dosa besar Endranata: pengkhianatan terhadap raja dan perpecahan antar bangsawan.


Akhir Tragis Sang Pengkhianat

Setelah kedoknya terbongkar, Sultan Agung murka. Endranata dihukum mati dengan cara dipenggal dan tubuhnya dimutilasi.
Namun, hukuman yang paling mengenaskan bukanlah kematian, melainkan penghinaan abadi:
Bagian tubuhnya dikubur di tangga Makam Raja Imogiri, tempat para raja dimakamkan dengan kehormatan.

Makam di Anak Tangga Imogiri

Di kompleks Makam Raja Imogiri (Bantul, Yogyakarta), ada satu anak tangga yang tidak rata dan selalu lembab. Menurut abdi dalem Keraton, di situlah jasad Endranata dikubur — agar diinjak-injak setiap pengunjung sebagai simbol hukuman sosial dan spiritual bagi pengkhianat.


Makna Budaya di Balik Penghinaan Ini

Dalam budaya Jawa, pengkhianatan terhadap raja dan negara adalah dosa besar yang tidak hanya dihukum secara duniawi, tetapi juga simbolik.
Dengan dikubur di anak tangga, Endranata dipaksa menerima penghinaan tanpa akhir, sebagai pengingat bagi siapa pun yang melanggar amanah dan kesetiaan.


Dampak Pengkhianatan Endranata bagi Mataram

  1. Kegagalan Ekspedisi ke Batavia – Kekalahan besar yang memperkuat posisi VOC di Jawa.
  2. Perpecahan Internal – Fitnah Endranata menimbulkan perang saudara antar bangsawan.
  3. Kehancuran Moral dan Kepercayaan – Rakyat kehilangan kepercayaan pada pejabat kerajaan.

Akibat perbuatannya, mimpi Sultan Agung menyatukan Jawa pun kandas.


Legenda yang Hidup dalam Tradisi Lisan Jawa

Hingga kini, kisah Endranata masih diceritakan dalam tembang, wayang, dan cerita tutur masyarakat Jawa.
Peziarah percaya bahwa menginjakan kaki di makam Endranata berarti turut menolak dan mengutuk segala bentuk pengkhianatan.

“Sapa ngiyanati ratu, ilang drajat lan kasampurnan.”
(Barang siapa mengkhianati raja, hilanglah derajat dan kemuliaannya.)


Imogiri: Situs Sejarah dan Destinasi Spiritual

dan Sejarah

Kompleks Makam Raja Imogiri kini menjadi destinasi populer di Yogyakarta. Selain menjadi tempat ziarah, kawasan ini juga menjadi pusat refleksi moral dan sejarah bagi generasi muda.

📍 Referensi kunjungan: Dinas Kebudayaan DIY


Pesan Moral dari Kisah Tumenggung Endranata

Kisah ini memberikan pelajaran penting:

  • Kesetiaan dan amanah adalah pondasi kehidupan berbangsa.
  • Pengkhianatan sekecil apa pun dapat menghancurkan banyak jiwa.
  • Sejarah akan selalu menjadi hakim yang adil, bahkan setelah kematian.

FAQ tentang Kisah Pengkhianat Mataram

1. Siapa Tumenggung Endranata?
Ia adalah pejabat tinggi Mataram Islam yang mengkhianati Sultan Agung dengan membocorkan rahasia negara ke VOC.

2. Kenapa makamnya diinjak-injak?
Karena ia dihukum secara simbolik agar jasadnya diinjak setiap peziarah sebagai bentuk penghinaan abadi terhadap pengkhianatan.

3. Di mana letak makamnya?
Makamnya berada di salah satu anak tangga Makam Raja Imogiri, Yogyakarta.

4. Apakah kisah ini benar-benar terjadi?
Ya, kisah ini tercatat dalam naskah sejarah dan tradisi lisan Jawa sebagai bagian dari sejarah Mataram Islam.

5. Apa dampak pengkhianatan Endranata bagi Mataram?
Kekalahan Mataram dalam penyerangan Batavia dan hancurnya persatuan antar bangsawan.

6. Apa pesan moral dari kisah ini?
Bahwa pengkhianatan tidak pernah membawa kehormatan, melainkan kutukan sejarah yang abadi.


Kesimpulan: Jejak Abadi dari Sebuah Pengkhianatan

Kisah Tumenggung Endranata menjadi pelajaran abadi tentang harga sebuah kesetiaan.
Mataram mungkin telah runtuh, tetapi pesan moralnya tetap hidup:

Seorang pengkhianat tidak akan pernah dimakamkan dengan hormat, bahkan setelah mati pun, sejarah akan terus menginjak namanya.