- RPTRA Amir Hamzah Jadi Pelayanan Jemput Bola
- UP PTSP Kebun Jeruk dan Taman Sari Gelar Goes To Mall dan Keliling Kampung
- Pemprov Jabar Wacanakan Pindahkan Kantor ke Tegalluar
- Agama Harus Berperan Menjaga Stabilitas Politik dan Keamanan Jelang Pemilu 2019
- Menkumham Kunjungi Layanan Mobil Paspor Keliling di Kantor Wali Kota Jakbar
- JPO Pondok Jagung Tangsel Dikeluhkan Warga
- Dinas PUPR Siap Bangun Infrastruktur Kabupaten Bekasi
- Tabrak Lari di Desa Cangkoak, Seorang Pelajar Tewas
- 5 Saksi Diperiksa Propam Polda Banten Terkait Kasus OTT Pungli Tahanan
- Pindah Dapil, Drajat Pamitan Saat Reses ke Konstituennya
MPR: Masyarakat Betawi Miliki Toleransi Pluralisme Tinggi
Berita Populer
- Polres Metro Bekasi Kota Bongkar Isu Pembegalan yang Beredar di Akun WA
- Siswa SMAN 2 Kota Bekasi Terbanyak Lolos SNMPTN
- BPN Kota Bekasi: Biaya PRONA Hanya Rp150 Ribu
- Ahli Hukum Pidana: Laporan Delik Murni tak Bisa Dicabut
- Hasil UN SMP, Hanya 1 Sekolah Negeri Masuk 10 Besar
Baca Juga
- Walikota Medan: Jaga Kebersihan dan Keluarga Agar Terhindar Narkoba0
- Ketua MPR Serukan Bersatu Lawan Politik Uang0
- Vonis Bebas Ustadz Diharapkan Jadi Akhir Kriminalisai Ceramah 0
- Dirjen Tanaman Pangan Bersama Direktur Serealia dan Bupati Humbahas Kunjungi Desa Ria-ria0
- 3 Pilar Uspika Doloksanggul Gelar Gotong Royong0
Oleh Riza Surbakti
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Muzani menilai, masyarakat (orang) Betawi memiliki toleransi pluralisme yang sangat tinggi. Karenanya, untuk mempelajari hal tersebut tak perlu jauh-jauh.
"Untuk memahami pluralisme belajarlah dari masyarakat Betawi. Orang Betawi memiliki toleransi dan pluralisme yang luar biasa. Untuk belajar pluralisme tidak perlu jauh-jauh,"seru Muzani saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada organisasi Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) di Kantor DPD Forkabi Jakarta Selatan, Cipete, Jakarta, Sabtu (2/6).
Pada kesempatan itu, ia pun menjelaskan tentang pilar Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan suku, agama, dan ras, merupakan sebuah takdir yang tidak perlu dipermasalahkan. "Perbedaan dan kebhinnekaan Indonesia merupakan kekuatan. Karena itu, bangsa Indonesia jangan mudah dipecah-belah dan diadu-domba karena keragaman dan kebhinnekaan," ujar Muzani.
Pimpinan MPR dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini juga menegaskan, bangsa Indonesia tidak boleh dipecah-belah hanya karena keragaman dan kebhinnekaan. Sebab, memang ada usaha-usaha untuk memecah belah. Dalam konteks kebhinnekaan itulah, Muzani mencontohkan masyarakat Betawi yang sangat terbuka, menerima perbedaan suku, ras, dan bahasa.
"Di Betawi (Jakarta) orang (pendatang) dari berbagai suku bisa hidup damai. Orang Betawi tidak pernah iri dengan orang dari daerah lain. Inilah contoh pluralisme masyarakat Betawi yang luar biasa," urainya. Muzani pun menuturkan, di tahun 1945, penduduk Jakarta saat itu sekitar 500.000 jiwa. Sekarang, penduduk Jakarta diperkirakan sekitar 8 juta jiwa.
Sosialisasi Empat Pilar MPR ini, lanjut Muzani, bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilakukan Forkabi. "Sosialisasi ini untuk menanamkan kesadaran yang kuat tentang Pancasila pada anggota Forkabi agar sebagai warga negara memiliki bangsa ini," sambungnya.
Sebelumnya, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menyerukan agar bersatu mengedukasi masyarakat untuk melawan praktek politik uang dalam Pilkada dan Pemilu.
"Kita lawan bersama-sama money politics. Karena money politics merusak demokrasi dan menyuburkan korupsi," ujar Zulkifli saat berbuka puasa bersama dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Dewan Da'wah Islamiyah, Al Jamiatul Washliyah di Rumah dinasnya, di Widyachandra, Jakarta, Kamis (31/5).
Pada pertemuan yang juga Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Mohamad Siddik, Ketua Umum Al Jamiatul Wasliyah Yusnar Yusuf dan Ketua Umum Tarbiyah PERTI Basri Bermanda itu, ia mengungkapkan, sekarang adalah jaman demokrasi yang dalam pemilihan umum berlaku one man, one vote. Karena itu dalam Pemilu jangan memilih berdasarkan uang, utang budi, atau sembako. (R1)
